Telat Tapi Lebih Cepat

Senin (5 April 2010) malam, saya ketinggalan Prameks ๐Ÿ˜

Saya memang telat sampai di St. Balapan gara-gara ***. Padahal seingat saya, waktu itu masih sekitar 17.55 (atau paling tidak 17.54 lebih satu-dua menit). Awalnya, begitu tiba di lapangan parkir, saya menarik napas lega, karena Prameks belum terlihat dari luar stasiun. Saya pun bergegas masuk. Nah, begitu tiba di dalam, hati saya langsung hancur. Karena di kaca loket yang terpampang adalah “Prameks 18.53”. Ini berarti St. Balapan sudah siap melayani penjualan tiket Prameks 18.53. Dan berarti tidak lagi melayani penjualan Prameks 17.54. Dan berarti, … saya ketinggalan ๐Ÿ˜ฆ

Saya cross check dengan penjaga peron, bertanya apa Prameks sudah berangkat. Dan dijawab,

“Masih ada Prameks berikutnya, kok. Jam tujuh kurang nanti.”

Wew, bukan jawaban itu yang saya harapkan. Saya sempat merasa panik sesaat. Sekaligus jengkel campur sebal. Kalau saya datang tepat waktu, bahkan lebih awal, Prameks biasanya seringnya telat. Tapi sekalinya saya telat, bahkan mungkin hanya 1-2 menit, eh Prameks-nya malah tepat. Memang begini nasib bergantung pada transportasi umum. Untungnya, KA Senja Utama belum diberangkatkan. Saya pun terpaksa nebeng kereta ini. Begitu saya naik, kereta langsung diberangkatkan.

***

Dan kejutan pun terjadi di St. Purwosari. Coba tebak, apa yang terjadi? Ya, benar. Ternyata KA Prameks tercinta mondok alias ngetem di sana. Menunggu sampai KA Senja Utama mendahului. Saya pun teringat. Sebenarnya ini bukan pertama kalinya. Cukup sering malah. Ketika saya naik Prameks dari St. Balapan, saya pun sering harus menunggu lama di St. Purwosari, sampai KA Senja Utama mendahului dan maju selama beberapa menit. Jadinya malam itu, saya telat dan ketinggalan Prameks. Tapi malah tiba di Jogja lebih cepat dengan KA Senja Utama ๐Ÿ™„

Ini semua menunjukkan bahwa PT KAI masih belum mampu menepati jadwal yang mereka buat dan ubah sendiri per 1 Maret 2010. Memberangkatkan Prameks 17.54 tepat waktu, hanya untuk kemudian membuat penumpang menunggu lebih lama di St. Purwosari. Kalau saya tidak boleh menyebut ini sebagai pembohongan publik, lalu namanya apa? Harapan agar PT KAI berbenah dan meningkatkan pelayanan, khususnya untuk Prameks, sepertinya tinggal harapan belaka.

***

Mungkin Anda sudah bosan membaca keluhan saya soal Prameks. Kalau memang bosan, ya sudah lain kali gak usah baca lagi ๐Ÿ˜ฎ Tapi buat saya pribadi, saya merasa perlu untuk mengeluarkan uneg-uneg saya di sini. Daripada saya simpan sendiri, toh katanya tidak baik untuk kesehatan ๐Ÿ˜‰ Meski pada akhirnya, saya juga tidak bisa berbuat apa-apa, selain hanya terus bergoyang bersama rumput-rumput yang setia mendengarkan keluh kesah saya…

Published by Eric Gunawan

Happiness Engineer. WordPress Ambassador. Remote Worker. Soccer News Follower. Movie Lover. Proud Father. Lucky Husband.

5 thoughts on “Telat Tapi Lebih Cepat

  1. PT KAI memang perlu reformasi ๐Ÿ™‚
    seperti halnya saya membawa sepeda lipat di kereta banyubiru, satu sepeda lipat = 1 harga tiket
    sedang teman lain yang telah menego kepala stasiunnya hanya membayar Rp5.000,-

    oh mi got…ini tidak adiiiil…. *jedotin kepala

    (salam blogwalking)

    1. Wouw …
      Naek Prameks aja. Kemaren ada yang bawa sepeda lipat juga.
      Dan setahu saya gak ditarik bayaran malah ๐Ÿ™„

      Salam balik juga. Kok bisa nyasar sampe sini :mrgreen:

      1. apa???? ga bayar??? *gantung sepeda*
        perlu dilaporken ke hak pengguna sepeda ini kayaknya.

        ini nyasar dari blognya maskerti *ngelipir ke tembok*

Leave a reply to indomielezat Cancel reply