Tua di Antrian

Ruang Poliklinik 1 kosong.

Ruang Poliklinik 2 kosong.

Ruang Poliklinik 3-8 kosong.

Lalu ada ruang poliklinik buat apa?

Total hampir 7 jam dan masih belum ada kejelasan kapan datangnya. Bahkan datang atau tidak.

Parah lagi kalau ternyata datang tapi tidak mau lakukan tindakan. Dan disuruh kembali lagi minggu depan.

Dari ramai dan hampir tidak dapat tempat duduk, sekarang sudah banyak bangku kosong.

Kalau dia sibuk, dikira yang nunggu pengangguran? Gak punya kerjaan? Berapa waktu produktif terbuang atas nama menunggu?

Tiba-tiba diingatkan seorang ibu yang cukup berumur yang duduk di sebelah,

“Kalau harus menunggu, ya gak usah kemrungsung. Berangkat dari rumah niatnya berobat, ya sudah dijalani saja.”

Nasihat yang sebetulnya bijak. Tapi ya tetap saja rasanya…

Kalau begini caranya, pasien mau berobat, malah jadi sakit komplikasi yang lain.

Hipertensi, asam lambung, insomnia, dan sakit tua. Tua di antrian.

Published by Eric Gunawan

Happiness Engineer. WordPress Ambassador. Remote Worker. Soccer News Follower. Movie Lover. Proud Father. Lucky Husband.

One thought on “Tua di Antrian

  1. coba kalau bisa dibuatkan aplikasi/sistem antrian y Ric, misal kita tinggal daftar, nantinya sistem tinggal ngasih tahu kapan kita harus sampai di tempat, hehe….

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: