Melirik jam. 16.50. Pekerjaan belum selesai. Dan yakin tidak akan selesai pada waktunya. Bahkan untuk mengejar Prameks 17.54 sekalipun. HP pun diangkat dan setelah tersambung, kalimat itu terucap, “Aku lembur.” Harapannya, semua pekerjaan akan selesai dan siap pada 18.00. Upload dilakukan setelah itu. Perkiraan semua selesai 18.30. Masih sanggup untuk mengejar Prameks terakhir, 18.53.
Jam 17.55. Pekerjaan masih belum menunjukkan akan berakhir. Panik mulai merayap. Dan pikiran langsung melayang ke Sancaka. Kalau tidak salah, 19.15. Mencoba menenangkan diri, pekerjaan pun kembali dilanjutkan.
Jam 18.30. Rasanya pekerjaan ini tidak ada habisnya. Sancaka pun sepertinya menjauh dari harapan. Pilihannya adalah menginap atau pulang dengan motor. Padahal belum pernah sekalipun melakukan perjalanan luar kota malam hari. Apalagi menggunakan motor. Rekor paling malam menempuh Solo-Jogja dengan motor, kalau tidak salah ingat, sekitar jam 18.00. Itu terjadi tahun 2007, ketika sedang mencari kos di Solo. Dan dilakukan berdua dengan pasangan. Kalau kali ini? Jelas lebih malam dan ditempuh sendirian.
Jam 19.00. Pekerjaan hampir menunjukkan titik akhir. Beberapa yang tidak mungkin dikejar, terpaksa di-drop. Prameks 18.53 sudah terlewatkan. Sancaka juga tidak akan terkejar, mengingat masih harus upload untuk klien. Entah kenapa, rasanya tetap harus pulang. Opsi menginap pun dilupakan. HP kembali diangkat. Setelah tersambung, “Kamu pulang aja dulu, gak usah nungguin aku.” Memantapkan hati sekaligus memberi tahu akan pulang naik motor.
Jam 19.45 lebih. Upload sukses. Email dikirim ke klien. Komputer diberesi dan di-shut down. Sebelumnya tak lupa berdoa dulu:
“Time to go home! O, Dear God, please guide and protect me on the way home. Thank you.”
Motor di-starter. Dan perjalanan dimulai.
Hasilnya? Lancar! . Rasa takut yang berlebihan waktu itu hilang. Capek, setelah seharian bekerja ditambah lembur untuk mengejar target, juga tidak terasa. Lapar, karena belum sempat makan malam, juga tidak menghampiri. Rasa kantuk baru muncul, sesampainya di ring road. Itupun diselamatkan, karena berhenti di Pogung. Yang memang sengaja disempatkan untuk mampir. Setelah menikmati makan malam, ditemani dengan segelas kopi dan pasangan tercinta, perjalanan ke rumah Godean sepanjang 11 km pun dilanjutkan dengan fisik yang segar dan mata terbuka lebar.
Apakah itu semua dilakukan dengan kekuatan sendiri? Jawabannya, pasti Anda tahu 😉
One thought on “Night Ride”