Wajan Sekilak

Seorang Pak Tua pergi memancing di pinggir sungai. Tak berapa lama kemudian dia mendapat seekor ikan. Yang aneh, setelah Pak Tua itu mengilaki ikan tersebut, dia mengembalikan ikan itu ke dalam sungai.

Memancing

Begitu seterusnya. Setiap Pak Tua mendapatkan ikan, dia mengilaki ikan-ikan tersebut, lalu membuangnya kembali ke sungai. Entah itu ikan yang besar ataupun ikan yang kecil, dia perlakukan sama. Lama-lama, seorang pemuda yang sedari tadi mengamati perbuatan Pak Tua menjadi penasaran. Dia mendekati Pak Tua itu, dan bertanya:

“Kenapa sih Pak, kok setelah ikannya dikilaki, ikannya dibuang lagi? Ikan kecil dibuang, ikan besar juga dibuang. Lha, Bapak ini nyari apa?”

Pak Tua yang nampak kebingungan pun menjawab,

“Saya ini di rumah cuma punya wajan yang lebarnya sekilak saya. Jadi, ya saya nyari ikan yang lebarnya pas dengan wajan saya, supaya nanti saya bisa memasaknya.”

***

Kita mungkin tertawa membaca tingkah laku Pak Tua. Tapi pernahkah kita berbuat yang sama terhadap Tuhan? Kita “meng-kilak-i” kuasa Tuhan dalam hidup kita.

Kita membatasi Tuhan boleh bekerja hanya dalam BEBERAPA masalah kita. Bukan SELURUH-nya. Ketika kita merasa butuh pertolongan Tuhan, kita memintanya. Saat ada masalah yang terlalu besar, terkadang kita malah melupakan Tuhan. Sebaliknya, ketika ada masalah yang terlalu kecil, kita juga melupakan Tuhan.

Hati-hatilah, jangan sampai kita meng-kilak-i kuasa Tuhan.

Note: gambar diambil dari sini.

Published by Eric Gunawan

Happiness Engineer. WordPress Ambassador. Remote Worker. Soccer News Follower. Movie Lover. Proud Father. Lucky Husband.

One thought on “Wajan Sekilak

  1. wow.. akhirnya memancingnya kesampaian juga.. 😀 saya malah lagi males plu gak ada waktu buat update blog, padahal materi dari beberapa temen dah numpuk..

    nb : bolg saya kan kongsian dari beberapa orang..

Leave a comment